Motivasi Manjemen Diri: Repot Pasti Berlalu
Motivasi Manjemen Diri dan Waktu: Repot Pasti Berlalu
Repot itu sibuk; ribut; banyak kerja; sukar; berabe; dalam kesukaran; kalut. Terus ada apa dengan repot?
Di pertengahan tahun ini saya mendapat kiriman email dari teman saya untuk mengganti alamat surat-menyurat polis asuransi saya. Ketika saya hubungi teman saya ternyata dia tidak lagi menjadi agen asuransi. Maka mau tak mau saya harus datang ke kantor asuransi untuk mengganti alamat surat-menyurat. Agak sedikit repot memang karena saya harus ijin pada jam kerja untuk mengurus hal itu dan ada sedikit rasa enggan datang ke sana karena saya takut diprospek dijadiin agen J Tetapi mau tak mau, demi kemudahan di kemudian hari saya lakukan hal itu. Toh, prosesnya ternyata cepat.
Merasa repot terkadang kita alami di dunia kerja, entah pada saat mengerjakan hal-hal baru, atau pekerjaan dengan beban kerja yang lebih, seperti event-event besar. Kerepotan muncul ketika dituntut untuk melakukan sesuatu dengan lebih cepat karena sudah mendekati deadline. Kerepotan muncul ketika kita harus merevisi atau bahkan mengulangi apa yang sudah kita kerjakan.
Waktu masih sekolah atau kuliah, kita juga repot menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan ke kita atau dag dig dug ketika menghadapi ujian.
Mau Repot yang lain? Bahkan untuk hal-hal yang menyenangkan pun kita terkadang merasa repot. Kita kadang merasa repot untuk PDKT ke cewek yang rumahanya jauh atau atau berada di wilayah jakarta coret, atau di wilayah yang tidak terdapat dalam peta 🙂 . Udah jauh-jauh takut ketolak. Kita merasa repot ketika keluarga kita lagi punya gawe atau acara yang lumayan besar. Ketika merasa repot ketika mendapat hadiah TV yang gede banget karena merasa males membawanya pulang.
Jangan sampai kecenderungan ogah repot justru membuat kita tidak melakukan apa-apa. Teman saya ingin jadi PNS tapi tidak mau repot mengurus legalisir ijasah dan kartu kuning dan ia pun tidak jadi mengajukan lamaran kerja dan menjawab lowongan kerja. Kita juga terkadang tidak mau repot-repot membersihkan kamar akibatnya pada berpesta tuh para tungau atau tengu.
Tidak mau repot itu bisa memberikan dampak negatif jika kita mengulur-ulur penyelesaian atau tidak merespon suatu masalah atau potensi masalah. Ya, bahasa motivatornya terlena di Comfort Zone. Coba terjang tuh kerepotan, kadang-kadang yang kita alami tidak semerepotkan, sesulit, atau seserem yang kita bayangkan. Toh, setelah melampaui tahap repot, rasanya akan menjadi plong seperti setelah keluar dari kamar kecil dan justru dalam kerepotan itu kita belajar untuk bertumbuh menjadi lebih baik.
Tapi ide tidak mau repot juga dapat memberikan efek positif. Bila ide tidak mau repot diaplikasikan ke tindakan atat cara yang efektif dan efision. Mobil dan motor ditemukan karena orang tidak mau repot berjalan kaki. Kalkulator ditemukan karena orang tidak mau repot berhitung. Mesin cetak, printer, dan berbagai mpengolah data ditemukan karena orang tidak mau repot menyalin data secara manual. Berbagai alat ditemukan agar manusia tidak terlalu kerepotan. Spelling and Grammar Check Tool pada MS Word juga bermaksud merngurangi kerepotan orang untuk memeriksa ejaan dan tata bahasa kata demi kata. Kiat-kiat menghitung ditemukan agar dahi kamu tidak perlu repot berkerut. Bagaimanapun, semua itu ditemukan oleh mereka yang tidak merasa repot untuk menemukan. Karena tak mau repot prospecting keliling menawarkan produk door to door yang cenderung banyak alami penolakan saya praktek belajar internet marketing dan praktek belajar bisnis online memanfaatkan teknologi online untuk memasarkan produk atau jasa menjangkau jangkauan ke tempat yang jauh tanpa repot sebar brosur dan mengunjungi calon pembeli satu per satu.
Merasa repot juga kadang masalah sudut pandang. Kadang kita terlalu takut akan masalah atau proses hidup yang akan dihadapi. Kadang kita juga justru mempersulit kesulitan atau tidak sadar memperumit hal-hal yang sederhana. Dalam hal ini, Almarhum Gus Dur mengingatkan kita, ”Gitu aja koq repot!”
Kalau hal-hal yeng merepotkan itu berhubungan dengan tugas, kewajiban, dan perkembangan dirimu, arungi kerepotan itu, nikmati, carilah hal-hal kecil didalamnya yang membuatmu mencintai apa yang kamu lakukan dan jangan lupa ingatlah tujuan kamu melakukannya. Nikmati kerepotan dan cari nilai-nilai dari apa yang kamu lakukan itu sehingga kamu merasa tidak direpotkan.
Kembangkan dirimu melalui hal-hal yang kamu cintai maka kamu tidak merasa repot mengerjakannya. Jangan sampai rasa tidak mau repot membuatmu tidak mau melakukan apa-apa. Ide tak mau repot seharusnya diaplikasikan dengan menyederhanakan atau menemukan hal-hal yang sulit. Kerepotan kadang tak terhindarkan. Repot sedikit tidak masalah tapi jangan merepotkan atau menyulitkan hal yang sederhana. Semua orang pasti pernah mengalami kerepotan dan setelah diarungi toh kerepotan itu pasti berlalu. Gitu aja kok repot!