Risalah Ilmu Fisika Keberuntungan
Kadang waktu ngobrol sama teman, ada yang cerita “Wah dia beruntung punya gaji gede padahal gak pinter-pinter amat.” “Beruntung banget dia dapat cewek cakep padahal wajah pas pasan.”
Dibilang gak ada, tapi nyatanya banyak yang bilang ada. Apa sih keberuntungan itu?
Keberuntungan itu keberhasilan atau perolehan yang dibawa lebih oleh kesempatan dari pada tindakan atau kerja keras.
Keberuntungan dikaitkan dengan kebetulan-kebetulan.
Kebetulan juga aku tanpa sengaja ketemu artikel tentang “keberuntungan” berjudul The Physics of Luck yang bila diterjemahkan judulnya “Fisika Keberuntungan”, ditulis oleh Dr. Tina Seelig Ph.D., profesor praktek di Management Science and Engineering (MS&E), dan Executive Director di Stanford Technology Ventures Program (STVP), pusat kewirausahaan Stanford University, yang mengajar kursus pelatihan kreatifitas, inobasi dan kewirausahaan. Tina Seelig juga menulis buku diantaranya What I Wish I Knew When I Was 20 (2009), inGenius: A Crash Course on Creativity (2012), dan Insight Out (2015).
Berikut rangkuman terjemahan artikelnya:
Fisika Keberuntungan: Bagaimana Menanggapi Apa Yang Diberikan oleh Kehidupan
Tina Seelig mengawali artikelnya dengan mengutip qoutes sari Louis Pasteur, “Fortune favors the prepared mind.” “Keberuntungan berpihak pada pikiran yang disiapkan.” Kata “prepared” saya terjemahkan “disiapkan” agar terkesan lebih aktif dari pada “siap.”
Saya juga setuju dengan kata kata Louis Pasteur. Tetapi apa sih sebenarnya “prepared mind” atau pikiran yang disiapkan itu? Apa yang membuat kita reseptif terhadap kejadian yang memberi kesempatan dan memanfaatkannya?
Menurut artikel tersebut, ada fisika dalam keberuntungan karena semua dalam hidup ada sebab dan akibatnya.
Ini bisa dibandingkan dengan hubungan antara genetik kita dan lingkungan kita yang menentukan menjadi siapa kita. Keduanya mempengaruhi kita. Keduanya membentuk kita. Genetik kita mempengaruhi bagaimana kita menjalin hubungan dengan lingkungan kita dan lingkungan kita mempengaruhi sifat kita.
Begitu pula keberuntungan dan tingkah laku kita. Keberuntungan menangkap hal-hal yang terjadi sekitar kita dan tingkah laku kita merangkum dan mengemas hal-hal yang kita kendalikan. Mungkin Anda mendebat mana yang datang duluan – keberuntungan atau perilaku, tetapi pada akhirnya keruanya saling berhubungan.
Kita terkunci dalam tarian atau dansa berkesinambungan dengan dunia di mana kita bertransaksi siapa yang memimpin dan siapa yang mengikuti.
Sekali tarian atau dansa di mulai, kita memiliki kendali luas terhadap keberuntungan kita karena hal ini merupakan hasil langsung dari perilaku kita. Tentu saja, Anda tak bisa mengendalikan segala yang terjadi pada diri Anda, tetapi Anda bisa mengendalikan respon atau tanggapan Anda akan apa yang terjadi.
Keberuntungan membuahkan hasil saat kita tahu kapan dan bagaimana memimpin dalam menari dengan kehidupan.
Sebagai contoh adalah kisah nyata Michael Lewis, seorang pengarang non-fiksi dan jurnalis finansial asal Amerika Serikat, yang saat itu sedang duduk makan malam di dekat seorang wanita dan mengambil kesempatan untuk menarik perhatiannya agar dikenalkan ke suaminya agar ia dapat pekerjaan di bank Salomon Brothers. Saat itu ia menempatkan diri sebagai pengikut saat duduk dekat wanita itu dan memimpin percakapan dengan wanita tersebut hingga hasilnya peluang masa depan untuk memimpin dan mengikuti. Peluang ini mengantarkannya dalam menghasilkan karya sebagai penulis buku dan film. Dalam perjalanan karirnya ada ratusan kali ia merubah peran dari pengikut menjadi pemimpin saat kejadian mengejutkan terjadi dalam hidupnya.
Dalam hidup kita berdansa dengan berbagai pasangan – dunia, orang lain, dan kita sendiri. Bahkan melakukan banyak tarian pada saat bersamaan. Kita bereaksi terhadap apa yang diberikan oleh lingkungan kepada kita, terhadap teman, terhadap keluarga, terhadap rekan kerja dan terhadap orang yang tak kita kenal; dan kita mengasah pemikiran dan perasaan kita. Rumit karena semua itu juga saling mempengaruhi. Dengan memahami fisika dari hubungan-hubungan ini, kita siap lebih baik dalam memperlancar keberuntungan dan selalu ingat, “Kesempatan berpihak para pikiran yang siap.”
Jangan sampai kata beruntung menjadi alasan yang mengaburkan pemahaman kita. Contohnya, kesuksesan orang sering dihubungkan dengan keberuntungan. Mereka yang sukses dikatakan orang beruntung dan hal ini seolah mengaburkan keahlian yang sebenarnya mereka miliki.
Dengan memahami fisika keberuntungan, kita lebih siap dalam mengidentifikasikan dan menangkap peluang yang membawa kita pada sasaran yang diinginkan, tak hanya bertahan hidup, tetapi juga berkembang.
Tentu saja, semua orang memulai hidup dengan posisi yang berbeda-beda – ada yang lebih cerdas, lebih kaya, lebih ganteng, lebih cantik, lebih sehat atqu hidup di lingkungan dengan banyak pilihan. Dan, banyak hal menakutkan bisa terjadi pada hidup kita. Tetapi kita memiliki kendali lebih besar dari yang kita bayangkan terhadap hidup kita. Kita bisa belajar bagaimana merespon apa yang diberikan oleh kehidupan, memeras agar keberuntungan keluar setiap hari.
***
Menurut saya artikel tersebut bermanfaat agar kita lebih memiliki kesadaran dalam mengambil peluang dan memain kan peran yang tepat kapan mengikuti dan kapan harus memimpin.
Mungkin karena saya orang timur dan seturut pengalaman saya, ada hal hal yang bisa kita rubah ( perlu doa dan usaha untuk merubahnya) dan ada hal hal yang memang tak bisa kita rubah( dibutuhkan kerendahan hati dan keikhlasan untuk menerimanya). Saya juga tidak mau langsung menjadikan takdir sebagai alasan atas ketidakmajuan yang terjadi dalam hidup. Bagaimana bisa saya mengatakan bahwa ketidakmajuan adalah takdir yang tak tebantahkan, selama saya masih diberi hidup, dikaruniai kekuatan untuk melakukan lebih baik?
Category: artikel