Faktor Yang Berpengaruh Pada Keputusan Finansial Yang Buruk
4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Finansial Pribadi Yang Menjauhkan Anda dari Kesejahteraan
Dirangkum dari artikel Thomas C. Corley
Setelah 5 tahun mempelajari orang dari berbagai hasil akhir spektrum kesejahteraan didapat pola kebiasaan yang membawa beberapa orang ke arah keputusan finansial yang buruk. Ia mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan finansial pribadi yang buruk.
Pola-pola kebiasaan buruk itu meliputi membiarkan ego dalam mengambil keputusan finansial, membiarkan emosi mengendalikan pilihan Anda, mengaburkan keputusan finansial Anda.
Keputusan yang buruk bisa menjadi penghalang dalam membamgun kesejahteraan hidup Anda dan ini bertentangan dengan cara cerdas mengatur keuangan pribadi Anda.
Tom Corley dalam riset untuk bukunya yang berjudul Rich Habit, selama 5 tahun mempelajari dan melakukan interview orang dengan akhir spektrum kesejahteraan yang berbeda. Ia mengupas dan mempelajari bagaimana orang mengelola uang mereka dan mengapa banyak orang mengalami masalah keuangan.
Dari riset yang dilakukannya, kebiasaan yang buruk bagi keuangan bisa bersumber dari 12 kesalahan keuangan yang spesifik – yang dikelompoklan dalam 4 tipe yang bisa mengalangi dalam membangun kesejahteraan finansial:
1. Membiarkan ego mu mengendalikan keputusan finansialmu
Keputusan finansial didasarkan ego mencegahmu dalam mengelola keuangan secara bijak. Salah satunya membeli barang mahal hanya untuk gengsi.
2. Membiarkan emosi mengendalikanmu
Keputusan pengeluaran yang didasarkan pada emosi sesaat hampir tidak pernah berjalan dengan baik nantinya. Membeli sesuatu hanya berdasarkan keputusan emosional bisa disebabkan karena lelah dalam memutuskan.
Misalnya, Anda menerima bonus besar atau kenaikan gaji besar dan, di saat baru hangat hangatnya, Anda berada di dealer mobil membeli mobil mewah baru
3. Cuek atau malah terlalu ambil pusing memikirkan pilihan Anda
Baik terlalu cuek tidak melakukan peran Anda dalam mengambil keputusan atau pun terlalu ambil pusing dalam menentukan pilihan merupakan dua hal berlawanan tetapi bisa membawa Anda pada tindakan yang salah.
Tidak sabar dalam memutuskan bisa membawa tindakan yang buruk. Misalnya, buru-buru mencairkan investasi saat terjadi penurunan bisa jadi disebabkan oleh ketakutan atau kurangnya kesabaran. Membuat keputusan untuk mengeluarkan uang atau membeli tanpa mau menyisihkan waktu untuk melakukan perhitungan seksama (sikap cuek) atau menunggu saat yang tepat adalah contoh lainnya dalam mengeksekusi keputusan yanh salah.
Bisanya solusi yang sederhana merupakan solusi yang tepat. Mencari solusi yang rumit menuntun pada kekacauan.
4. Membuat keputusan untuk keluar dari ketakutan atau stress
Jangan buru-buru buat keputusan finansial hanya untuk lari dari ketakutan atau stress. Pertimbangkan langkah buruk cabut dari investasi jangka panjang saat saham terjadi penurunan. Menurut penelitian, stress menurunkan IQ Anda 13 persen. Jangan buat keputusan finansial saat stress. Penyebab yang berkaitan erat dalam keputusan yang buruk adalah keputusasaan – keputusan diambil dalam posisi yang lemah. Bisanya merupakan akibat dari keputusan buruk sebelumnya dan selalu membuat Anda terdesak oleh pihak ketiga, seperti rentenir, pemberi pinjaman, oknum yang berkuasa, perusahaan kartu kredit, pinjaman online, perusahaan pemberi kerja Anda, pasangan, keluarga, teman dan pihak eksternal lainnya.
Jika Anda sering mengambil keputusan yang buruk, ini akan jadi kebiasaan seperti halnya kebiasaan buruk lainnya. Alangkah baiknya jika Anda memahami apa yang mendorong keputusan buruk terlebih dahulu agar membantu Anda menghindari keputusan buruk untuk kedepannya.
Postingan ini ditulis berdasarkan artikel Thomas Corley, penulis buku “Rich Habits: The Daily Success Habits of Wealthy Individuals,” dan “Rich Kids: How To Raise Our Kids To Be Happy And Successful In Life” buku yang mengulas cara cerdas mengatur keuangan pribadi.
Salam Sukses!
Category: artikel